Ini bukan resensi yang sebenarnya, bukan pula paragraf naratif yang menceritakan isi novel secara detail. Tulisan ini berisi pikiran pribadi mengenai cerita di dalam novelnya. Oleh karena itu berisi spoiler.
Arsip Kategori: Resensi
Janji
Buku ini menceritakan kisah perjalanan Tiga Sekawan yaitu Baso, Hasan, dan Kahar. Mereka merupakan murid Buya di salah satu sekolah agama. Ketiganya berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda namun sama berantakannya. Karena kesamaan inilah mereka menjadi kompak dan sangat dekat. Suatu hari, akibat suatu kenalakan yang dilakukan oleh ketiganya, oleh Buya mereka ditugaskan untuk melakukan perjalanan dan mencari jejak seorang santri yang bernama Bahar.
Pulang-Pergi
“Kau memang suka membaca, Thomas?”
“Aku seorang konsultan, kawan. Yeah, aku harus mengupdate kepalaku dengan banyak informasi baru tentang dunia keuangan terkini.”
“Apa hubungan keuangan dengan buku tips menanam tomat?”
“Tidak ada. Tapi itu mungkin berguna suatu saat nanti. Misalnya, jika klienku adalah pemilik perkebunan tomat terbesar di dunia. Dia akan terkesan dengan pengetahuanku tentang tomat.”
Selamat Tinggal
“Tulislah sesuatu yang harus dibaca banyak orang, bukan yang ingin dibaca banyak orang.”
“Bacalah banyak buku, agar besok lusa bukan hanya agar engkau tidak mudah ditipu orang, tapi agar kau bisa mencegah penipu mengelabui orang banyak.”
Selena dan Nebula
“Namaku Selena. Aku lahir di Distrik Sabit Enam, dua ratus kilometer utara Kota Tishri, Klan Bulan. Itu kawasan yang kumuh, padat, dan tertinggal. Di masa kecil, aku kerap menjadi target perundungan anak-anak di Distrik Sabit Enam karena tubuhku kecil, kurus, kulitku gelap, dan rambutku keriting. Setiap kali aku habis diolok-olok, ayah dan ibuku selalu membesarkan hatiku. Mereka mengatakan: “Kamu memang tidak pandai menghilang atau menguasai teknik Klan Bulan lainnya, tapi matamu setajam elang Pegunungan Berkabut. Ingatanmu sekuat gurat air di Sungai Sungai Jauh. Kamu punya bakat yang hebat”. Namun pada usia lima belas tahun, aku sempurna menjadi yatim piatu. Kelak di masa depan aku adalah Pengintai yang hebat, bertualang bersama dua sahabat terbaik di dunia, dan menjelajahi portal dunia paralel.”